Senin, 08 April 2013
200 Orang Berpesta Atas Kematian Margaret Thatcher
Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher wafat pada usia 87 tahun, Senin, 8 April 2013. Kepergian Iron Lady itu membuat Inggris merasa kehilangan. Setidaknya begitulah klaim dari Perdana Menteri Inggris David Cameron. Kata Cameron, "Kita kehilangan pemimpin besar, perdana menteri hebat, tokoh Inggris besar."
Tapi, di belahan Inggris lain, tepatnya di Brixton, London Selatan, pesta kematian Thatcher digelar. Setidaknya 200 orang menari conga dan menenggak sampanye. Mereka pun berteriak, "Maggie, Maggie, Maggie, mati, mati, mati!"
Tak hanya itu, mereka juga membawa pelbagai spanduk. Tulisannya: bersukacitalah, Thatcher sudah mati. Pesta kematian Thatcher juga digelar di Glasgow, dan selanjutnya di Bristol, Liverpool, Newcastle, serta Manchester. Beberapa delegasi konferensi National Union of Students di Sheffield bersorak dan bertepuk tangan ketika mendapat kabar kematian Thatcher.
"Mereka yang merayakan kepergian Thatcher berusia terlalu muda untuk mengingat Thatcher sebagai perdana menteri," tulis Mail Online, Selasa, 9 April 2013.
Melalui Twitter, musuh bebuyutan Thatcher, Derek Hatton, menunjukkan ketidaksukaannya kepada mantan perdana menteri itu. Kata Hatton, "Masalahnya bukan tentang apakah dia sekarang sudah meninggal, tapi untuk kepentingan jutaan orang, aku menyesal dia pernah lahir."
Di tempat berbeda, Sekretaris Jenderal National Union of Mineworkers, Chris Kitchen, bersuara tak berbeda jauh dengan Hatton. Bahkan ia mengaku telah lama menanti kabar kematian Thatcher. "Dan saya tidak akan menumpahkan air mata untuk dia," ujar Kitchen.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar